Hari ini kita melanjutkan pokok bahasan yang kemaren, tentang tokoh tokoh epidemiologi dalam bidangb kesehatan dan konstribusi apa saja yang telah tokoh tokoh itu lakukan. Cek it out....
Pada tahun 1700, dari observasi banyak
angakatn bersenjata yang sakit. Kemudian James Lind mengobservasi pengaruh waktu, tempat, musim
dan makanan pada penyebaran penyakit. Lind adalah seorang dokter bedah yang
jeli, yang cepat menyadari bahwa ketika dalam pelayaran yang panjang seorang
pelaut mungkin akan menderita sakit akibat skorbut. Ia menyadari bahwa skorbut
akan menyebar setelah satu sampai dua bulan berlayar. Menurutnya, meskipun
kondisi air cukup baik dan perbekalannya tidak tercemar, pelaut tetap saja
sakit. Dalam sebuah pelayaran, 80 dari 350 pelaut terserang skorbut. Lind
menandai bahwa bulan bulan yang umumnya banyak terajadi penyakit skorbut adalah
bulan april, mei dan juni. Ia juga mengobservasi bahwa cuaca yang dngin hingga
berkabut dan lembab sering kali menjadi faktor risikonya. Akibat pengaruh
pengobatan Hippocrates, Lins tetap menganggap bahwa udara sebagai sumber
penyakit. Contoh, bahwa udara laut lebih lembab dari pada udara di darartan ,
dengan demikian pengaturan untuk tempat tinggal di tempat yang lembab dan
kehidupan laut merupakan focus utama observasi yang dilakukan Lind untuk
mencari penjelasan tentang penyebab penyakit skorbut.
Meskipun tidak sepenuhnya benar,Lind
selalu berusaha menjadi epidemiologi yang baik, mempertimbangkan semua
kemungkinan dan melakukan observasi epidemiologis yang baik. Ia melihat semua
sisi masalah secara langsung merenungkan apa yang terjadi pada orang yang sakit
jika dibandingkan dengan apa yang dialami orang yang sehat.
Lind mulai mengamati makanan pelaut
tersebut, ia mulai membuat terobosan epidemiologi terbesarnya. Menurut pengamatannya,
makanan selama pelayaran sangat kasar, kental dan keras untuk saluran
pernafasan. Karena prihatin, Dr Lind melakukan ekperimen pada pelaut tersebut. Ia
memilih 12 penderita yang mengalami semua gejala klasik penyakit skorbut. Begitu
selesai mengkaji makanan harian yang dikonsumis pelaut tersebut, ia menemukan
bahwa masing masing dari mereka mengkonsumsi makanan yang sama. Kemudian ia
membagi menjadi 6 kelompok yang beranggotakan 2 orang dan memverifikasi makanan
di setiap kelompoknya. Dua pelaut diberi buah orange dan satu lemon setiap
hari. Keduanya makan dengan rakus, meskipun dengan perut kosong. Pengaruh baik
yang paling jelas dan tiba tiba terlihat pada mereka yang mengkonsumsi orange
dan lemon. Dalam 6 hari, kedua orang yang memakan jeruk tersebut sudah siap
untuk bertugas.. Sementara lainnya masih mengalami sariawan, bercak bercak,
kelesuan dan lemah lutut. Semua gejala tersebut lenyap pada kedua orang yang
memakan jeruk dan lemon. Menurut observasi Dr. Lind. Dari semua eksperimen yang
dilakukannya, orange dan lemon merupakan obat paling efektif untuk skorbut
yyang terjadi dalam pelayaran.
Banyak kontribusi epidemiologis yang
diberikan oleh Lind. Ia prihatin dengan kejadian penyakit dalam kelompo besar
masyarakat. Lind tidak hanya ikut mengidentifikasi efek makanan pada penyakit,
tetapi juga melakukan observasi klinis, menggunakan desain eksperimental,
mengajukan pertanyaan epidemiologi klasik, mengobservasi perubahan populasi dan
pengarugnya pada penyakit, dan mempertimbangkan sumber penyebab, tempat, waktu
dan musim.
COWPOX dan
Hubungannya dengan SMALLPOX
Di Inggris, Benjamin Jesty, seorang
petani/peternak susu di pertenghan tahun 1700-an, menyadari bahwa gadis pemerah
susu tidak pernah mengidap smallpox. Akan tetapi, gadis pemerah susu tersebut
mengidap cowpox yang ditularkan dari sapi. Jesty merasa yakinbahwa terdapat
hubungan cowpox dan smallpox. Di tahun 1774, Jesty memajankan cowpox pada istri
dan anak anaknya untuk mencegah smallpox dan hal tersebut berhasil.
Benjamin Jesty |
Eksperimen Jesty dan pengalaman serupa
yang di laporkan dari Turki, Asia Timur, Amerika dan Hungaria, diketahui oleh
Dr. Edward Jenner, seorang dokter di pedesaan Inggris (1749-1823). Ia secara
pribadi mengobservasi gadis dan laki laki pemerah susu yang terkena cowpox dan
yang tidak terkena smallpox. Dr. Jenner membuat hubungan zoonotik dan
epidemiologis antara smallpox dan cowpox dan ingin melaximkan penggunakan inokulasi. Selama berabad abad, orang cina melakukan observasi tentang strain smallpox yang kuat dan lemah. menurut mereka tindakan yang bijak adalah memakankan diri sendiri pada strain yang lemah dari suatu penyakit. jika seseoramg terkena penyakit dari strain lemah, kemudian hariia tidak akan menderita penyakit itu sampai parah. Hal ini disebut "Variolasi".
Pelayan pria dan pelayan wanita diakhir tahun 1700-an sering kali menjadi orang yang ditugaskan untuk memerah sapi. seorang pelayan pria ditugaskan merawat luka pada tumit kuda yang terjangkit cowpox. Pus (nanah) dan cairan infeksius disebut sebagai pelumas penyakit. karena tidak perduli dengan sanitasi dan kebersihan, penyakit ditularkan melalui pelumas dari tangan pelayan ketika memerak sapi. Cowpox kemudian ditularkan ke wanita pemerah susu. menurut pengamatan Jenner, jika seseorang menderita cowpox, ia tidak akan menderita smallpox bila terpajan. Jenner berupaya memajankan seorang pemerah susus pada kasus cowpox ringan sewaktu pelayan itu masih muda, yaitu dengan mengiris tangan wanita itu dan memberinya pelumas pada luka tersebut. Responnya terhadap penyakit hanya sedikit dan pelayan tersebut tidak sakit. Pada KLB (kejadian luar biasa) cowpox yang lain, seorang pria terkena cowpox sampai 3 kali dalam waktu yang berlainan. Beberapa tahun kemudian, pria itu dipajankan cowpox melalui inokulasi, tetapi ternyata ia sudah kebal, Cowpox ternyata memberi perlindungan terhada smallpox. Dr. Jennesr menemukan vaksinasi smallpox berdasarkan pengetahuan ini. kemudia vaksinasi ini digunakan untuk melindungi manusia terhadao smallpox.
Eddward Jenner |